oleh: M. Syafaat*
Dalam sebuah kajian dan diskusi ringan beberapa hari yang lalu bersama kawan-kawan pengurus Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Riau Yogyakarta, ada sebuah pernyataan yang menurut saya menarik untuk di kemukakan. Statement nya berbunyi “andai Riau daerah istimewa”, ya, sebuah ungkapan yang lahir sebagai wujud kegelisahan dan keresahan melihat realita yang ada di provinsi ini.
Puluhan tahun sudah Riau menjadi provinsi, selama itu pula seluruh bakti dan pengabdian yang tulus selalu diberikan oleh rakyat Riau kepada republik ini. Sebagai daerah yang memiliki kekayaan yang melimpah ruah, Riau memiliki kontribusi dan andil yang sangat besar dalam membangun negara ini. Setiap tahunnya, Riau merupakan penyumbang terbesar terhadap pendapatan negara. Bakti yang menggunung, pengabdian yang tak kenal pamrih sepertinya tak seindah dan tak setulus hasil yang diterima oleh masyarakat Riau, mayoritas masyarakat di Riau masih hidup dibawah bayang-bayang kemiskinan.
Andai Riau Memiliki Hak Istimewa
Andai Riau daerah istimewa, ya sebuah narasi yang merindukan kemakmuran, suatu ide tentang kesejahteraan. Keistimewaan adalah sebuah penghargaan yang diberikan pemerintah kepada daerah yang memiliki history emas tersendiri bagi tumbuh dan berkembangnya republik ini. Daerah istimewa juga merupakan wujud ideal dari pengaturan akan kekayaan dan kekuasaan yang bisa diatur sendiri berdasarkan keinginan suatu daerah. Keistimewaan juga wujud dari penghargaan pemerintah terhadap sumbangsih suatu daerah terhadap negara ini. Lihatlah Aceh misalnya, karena “ngototnya” pemimpin dan masyarakat daerah ini untuk berdiri mandiri dan diberikan otonomi khusus dalam mengelola pemerintahan dan kekayaan alamnya, menjadikan provinsi ini sebagai daerah istimewa dan memiliki hak otonomi khusus. Melalui UU no. 44 tahun 1999 tentang penyelenggaraan keistimewaan provinsi daerah istimewa Aceh dan UU no. 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, kini Aceh telah bermetamerfosa menjadi sebuah provinsi dengan jumlah APBD terbesar diseantero republik ini. Dengan jumlah anggaran yang sangat besar itu, menjadi sebuah kemungkinan besar bahwa Aceh akan menjadi provinsi termakmur di negeri ini, perlahan tapi pasti, Aceh mampu mengentaskan permasalahan kemiskinan yang dulu menjadi problem akut didaerah ini, pendidikan gratis dan berkualitas juga telah mampu diwujudkan meski masih terdapat kekurangan dan kelemahan disana-sini.
Selain Aceh, Yogyakarta juga mendapatkan pengakuan keistimewaan dan hak otonomi khusus dalam mengatur sirkulasi dan sistem kekuasaan di provinsi “gudeg” ini. Sebagai balas jasa dan penghargaan pemerintah RI terhadap peranan Yogyakarta dalam sejarah perjuangan nasional serta balas jasa presiden Soekarno atas pengakuan raja-raja dan sultan-sultan tersebut yang menyatakan bahwa wilayah mereka adalah bagian dari kedaulatan Republik Indonesia. Dalam perkembangannya, meski tidak memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah ruah seperti yang dimiliki oleh Aceh serta provinsi lainnya, akan tetapi daerah ini mampu mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya, bahkan kini provinsi ini menjadi icont terhadap mutu dan kualitas pendidikan serta sumber daya manusia Indonesia.
Riau sebenarnya juga memiliki nilai history dan sejarah panjang bagi negara ini. Kerajaan yang ada di Riau dulu mempunyai andil dan kontribusi yang sangat besar terhadap perjuangan melawan kolonialisme, sebut saja kerajaan Siak misalnya, dulunya kerajaan yang ada di kabupaten Siak ini pernah menjadi sentra kekuasaan melayu dizamannya, bahkan memegang peranan penting terhadap percaturan politik diwilayah semenanjung Malaka. Kerajaan Pelalawan juga memiliki sejarah yang penting dalam upaya mempertahankan wilayah ini dari buasnya cengkraman penjajahan. Riau juga memberikan sumbangan berharganya dalam bentuk peradaban bagi negara ini, sebutlah misalnya bahasa melayu yang akhirnya diambil sebagai bahasa pemersatu negeri ini.
Selain nilai history yang begitu kuat sebagai penanda besarnya kontribusi masyarakat Riau terhadap negara ini, sumbangsih yang tak kalah pentingnya adalah keikhlasan masyarakat Riau menyumbangkan kekayaan buminya untuk digunakan negara dalam membangun negeri ini.Riau merupakan provinsi terluas keenam di seluruh Indonesia. Provinsi ini terletak pada jalur pelayaran internasional Laut China Selatan dan Selat Malaka yang menghubungkan wilayah Asia Pasifik dan Eropa. Riau kaya akan minyak dan gas bumi, hasil tambang lainnya dan juga hasil perkebunan kelapa sawit, kelapa, karet dan hasil hutan lainnya. Tak heran, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita Riau menempati urutan ketiga setelah Kalimantan Timur dan DKI Jakarta. Namun demikian fakta menunjukkan kekayaan alam Riau yang melimpah itu sebagian besar dibawa ke Jakarta. Selama tahun 2009 hingga 2010, dari Rp. 59,146 triliun sumbangan Riau kepada negara yang kembali ke Riau hanya Rp. 1,013 triliun atau sekitar 1,7%, demikian pula dari sektor pajak yang hanya kembali 0,07%-nya. Miris memang, tapi apa mau dikata, inilah realita yang ada.
Tak ada salah jika berandai, kadang ide yang besar itu lahir dari berandai-andai, andai dulu kerajaan yang ada di Riau tak langsung menyerahkan wilayahnya kepada negara ini, tapi harus melalui jaminan keistimewaan yang didapatkan, tentu rakyat Riau hari ini tak hidup menderita. Tentu tak akan ada masyarakat yang memiliki rumah berdinding kulit seperti yang ada di Duri, tak patut memang, sebagai daerah penghasil minyak dengan kualitas terbaik di dunia, mayoritas penduduk asli di Duri hidup dalam dekapan kemiskinan dan kebodohan. Andai Riau daerah istimewa tentu sejahtera pula hidup para suku nelayan di sepanjang sungai indragiri, andai Riau daerah istimewa tentu tak mudah menjumpai pengemis dan gelandangan yang hari ini menghiasi jalan-jalan utama dan perempatan lampu merah. Andai Riau daerah istimewa, tentulah kekayaan alam yang dimiliki mampu mewujudkan Riau sebagai sentra kemakmuran di negara ini. Menuntut hak bukan bermakna memisahkan diri, menyuarakan keadilan tidaklah mengurangi nilai nasionalisme yang dimiliki. Tuntutan keadilan ini harus lantang digelorakan, terutama oleh mereka yang kini diberikan amanah sebagai pemimpin Riau hari ini.
*Ketua Himpunan Mahasiswa Pasca Sarjana Riau Yogyakarta,